LAPORAN PRAKTIKUM ALGINAT
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 :
FAKULTAS KEDOKTERAN
PSKG
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN AKADEMIK
2010/2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Material cetak digunakan untuk membuat duplikasi atau replika yang akurat dari jaringan keras dan jaringan lunak mulut (satu gigi sampai seluruh gigi ataupun rahang tak bergigi). Hasil cetakan berupa bentukan reproduksi negatif, kemudian diisi dengan material pembuat model (gipsum) untuk diklasifikasikan hasil model positif.
Material cetak dapat dikalsifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu material cetak elastik dan non elastik. Material cetak yang banyak dipakai adalah material cetak elastik. Ada dua jenis material cetak elastik, material cetak hidrokoloid yang banyak mengandung air, yaitu Agar dan Alginat, dan material cetak elastomer, yaitu Polsulfid, Silikon Adisi, Silikon Kondensasi, Polieter.
Material cetak hidrokoloid yang paling banyak dipakai adalah Alginat. Bahan dasar material cetak Alginat adalah alginic acid yang dibuat dari ganggang laut coklat tertentu. Komposisi Alginat terdiri dari garam alginic acid, garam Ca, trisodium fosfat, filler (diatomaceous earth), silico flouride, bahan perasa dan pada merek tertentu ada indikator kimia untuk memudahkan mengetahui tahapan manipulasi. Material cetak Alginat berbentuk bubuk, bila dicampur air akan terbentuk hidrosol, yang kemudian berubah menjadi hidrogel. Hal ini disebabkan garam alginic acid dan garam Ca beraksi dalam air membentuk kalsium alginat. Waktu setting alginat tergantung tipenya, regular set 2-4,5 menit dan fast set 1-2 menit. Waktu setting juga dipengaruhi oleh suhu air pencampur.
B. Tujuan
Pada akhir praktikum mahasiswa dapat memanipulasi malam secara tepat dan dapat mengukur distorsi (akibat stress release) malam inlay kedokteran gigi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alginat
Bahan cetak alginat merupakan bahan cetak yang banyak digunakan dalam membuat model study, cetakan awal pada pembuatan gigi tiruan penuh, gigi tiruan sebagian lepasan, serta untuk keperluan pencetakan ortodonti. Tetapi bahan alginate ini tidak digunakan dalam pencetakan inlay, mahkota, dan jembatan. Hal ini di sebabkan karena buruknya ketahanan alginate sehingga sering terjadi pengoyakan terhadap hasil cetakan.
Alginate acid merupakan bahan dasar alginate yang di peroleh dari bahan-bahan tumbuhan laut yang merupakan polymer dari Anhydro Ī² – d Mannoronic Acid dengan berat molekul yang tinggi. Alginate acid ini tidak larut dalam air , tetapi beberapa garamnya bisa larut dalam air.
Alginat disedikan dalam bentuk powder atau bubuk yang memerlukan air dalam pemanipulasiannya. Alginat ini bila telah di campurkan dengan air maka bahan tersebut tidak dapat lagi kembali ke bentuk semula. Oleh karena itu bahan cetak alginate merupakan bahan cetak irreversible hydrocolloid (bahan cetak yang tidak dapat di pakai lebih dari satu kali pemakaian).
Dalam aplikasi di klinik, pengguanaan bahan cetak alginate berkaitan erat dengan pemanipulasian bahan cetak alginate itu sendiri. Walaupun alginate itu mudah digunakan, namun operator perlu berhati-hati dalam pemanipulasian bahan cetak tersebut. Biasanya alginate ini di simpan di dalam suatu kemasan yang tertutup rapat karena bahan ini mudah sekali mengalami perubahan . Selama pemanipulasian alginate suhu air yang digunakan biasanya sesuai dengan suhu ruangan.
B. Komposisi Alginat
Komposisi bahan cetak alginate yaitu larutan garam asam alginik yang bereaksi dengan kalsium menghasilkan gel kalsium alginate, garam kalsium alginate yang lambat larut (trisodium phospat) melepas kalsium untuk bereaksi dengan alginate, bahan pengisi untuk meningkatkan kohesi campuran memperkuat gel, siliko flourida atau flourida untuk memperbaiki permukaan model stone, bahan pewangi agar bahan lebih disenangi pasien, indicator kimia agar warna dapat berubah dengan berubahnya pH.
Dengan bahan dasar yang di ambil dari rumput laut, bahan cetak alginate memiliki komposisi sebagai berikut:
Bahan utama : Sodium/Potassium Alginat 18 %
Bahan Pengisi : Diatomaceous Earth (filler) 56%
Bahan Tambalan : Kalsium sulfat (dehydrate) 14 %
Trisodium Phosphat 2 %
Potassium Sulfat 10 %
Winter green dan peppermint secukupnya.
C. Sifat – sifat umum Alginat
· Bahan tidak toksis dan tidak mengiritasi, rasa dan baunya dapat di toleransi.
· Waktu pengerasan tergantung pada posisi bahan cetak (misalnya kandungan trisodium phosphat), pengaruh suhu air, suhu ruangan, perbandingan komposisi powder dengan air. Trisodium phospat pada alginat berfungsi sebagai retarder sehingga bila komposisi retardernya berlebih, hal ini dapat menyebabkan waktu pengerasan alginate tersebut menjadi lambat. Suhu air yang bervariasi saat pencampuran alginate dapat mempercepat dan memperlambat pengerasan alginate. Demikian juga dengan suhu ruangan. Apabila jumlah air lebih banyak daripada ketentuan pabrik maka waktu pengerasan alginate itu akan semakin lamabat, sebaliknya bila jumlah powdernya yang terlalu banyak maka waktu pengerasan alginate itu akan semakin cepat.
· Sifat Rheology yaitu bahan cetak alginate memiliki flow yang cukup untuk mencetak detail halus dalam mulut.
· Bahan ini cukup elastic untuk melewati undercut, walaupun kadang-kadang bagian cetakan dapat koyak apabila melalui undercut yang dalam.
· Dapat kompatibel dengan model plaster dan stone
PENGUKURAN WAKTU PENGERASAN (SETTING TIME)
A. Alat dan bahan
Alat Bahan
1. Mangkuk karet 1. Bubuk Alginat
2. Spatula 2. Air PAM
3. Gelas ukur
4. Stopwatch
5. Timbangan analitik
6. Cetakan centuk cincin
7. Alat ukur waktu setting berupa batang akrilik
8. Glasslab
9. Thermometer air
B. Cara Kerja
1. Meletakkan cetakan di atas glasslab
2. Menimbang bubuk alginat sebanyak 13 gram dan ukur air dengan gelas ukur sebanyak 34 ml (sesuai petunjuk pabrik)
3. Menyiapkan air dengan suhu berbeda (suhu kamar dan suhu lebih dingin). Memasukkan air suhu kamar ke dalam mangkuk karet, kemudian tambahkan bubuk alginat. Hitung waktu awal setting dengan stopwatch, mulai saat mencampur air dengan bubuk alginat.
4. Mengaduk air dan bubuk alginat memakai spatula secara cepat dengan cara memutar dan menekan spatula pada dinding mangkuk karet. Putak mangkuk karet perlahan. Pengadukan dilakukan selama 30 detik.
5. Menuangkan adonan ke adalam cetakan paralon, kemudian ratakan permukaan dengan spatula.
6. Menyentuhkan permukaan ujuk alat ukur waktu setting pada permukaan adonan material cetak, kemudian tarik dengan cepat.
7. Mengeringkan ujung alat ukur waktu setting dengan tissue, kemudian ulangi pengukuran pada poin 6 setiap 10 detik, hingga material cetak alginat tidak melekat lagi pada alat ukur.
7. Mengeringkan ujung alat ukur waktu setting dengan tissue, kemudian ulangi pengukuran pada poin 6 setiap 10 detik, hingga material cetak alginat tidak melekat lagi pada alat ukur.
8. Menghitung waktu setting dari awal pencampuran bubuk alginat dan air hingga adonan material cetak tidak melekat pada alat ukur. Waktu dihitung dalam satuan detik.
9. Mengulangi pekerjaan mulai poin 3 sampai 8 menggunakan air suhu lebih dingin.
10. Membedakan hasil waktu setting kedua suhu.
C. Hasil Pengamatan
NO. | Suhu Air | Seting time |
1. | 13oC | 3 menit 24 detik |
2. | 27oC | 2 menit 14 detik |
3. | 27oC | 2 menit 12 detik |
4. | 27oC | 2 menit 4 detik |
5. | 21oC | 2 menit 29 detik |
D. Analisis Data
Pada hasil pengamatan terlihat bahwa ada perbedaan suhu air yang digunakan pada beberapa percobaan. Pada percobaan pertama nomor 1 digunakan air dingin dengan suhu 13oC,kemudian percobaan kedua,ketiga,dan keempat yaitu nomor 2,3,4 digunakan air dengan suhu 27oC,sedangkan percobaan terakhir digunakan air dengan suhu 21oC. Kelima percobaan menggunakan takaran bubuk alginat dan takaran air yang hamper sama agar mempermudah mengetahui perbedaan waktu setting yang disebabkan oleh suhu air. Semakin dingin air yang digunakan maka semakin lambat setting time yang diperlukan,begitu juga sebaliknya jika semakin panas airnya maka semakin cepat seting time-nya,tetapi tetap tidak dianjurkan untuk menggunakan air yang sangat panas.
Dari percobaan pertama sampai dengan percobaan kelima,terlihat sekali pengaruh suhu pada manipulasi alginate tersebut. Hal ini dapat terlihat pada perbedaan waktu yang digunakan untuk pengerasan (setting time). Pada percobaan kedua,adukan alginate terlihat sedikit keenceran,tetapi karena operator yang bisa dengan baik memanipulasi adukan tersebut,maka didapatkan hasil yang cukup baik.
Waktu pengerasan yang cepat disebabkan karena penggunaan suhu air yang tinggi dalam pemanipulasian alginate sehingga dengan adanya suhu air yang tinggi tersebut dapat mengakibatkan energi kinetik rata-rata molekul zat yang bereaksi semakin bertambah, sedangkan pada suhu air yang rendah, energi rata-rata molekul zat yang bereaksi akan semakin berkurang dan hal ini menyebabkan waktu pengerasan (setting time) bahan cetak tersebut menjadi lebih lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time adalah sebagai berikut :
a. Rasio W/P
· Apabila rasio W>P, maka akan memperlambat setting time,
· Apabila rasio W<P, maka akan mempercepat setting time,
b. Temperatur air
· Semakin tinggi suhu air semakin cepat pula waktu setting,
· Semakin rendah suhu air semakin lambat waktu setting.
c. Faktor situasional yaitu cara pengadukan.
· Semakin besar intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat waktu setting-nya dan sebaliknya. Pengadukan yang tidak sempurna menyebabkan campuran tidak tercampur merata sehingga reaksi kimia yang terjadi tidak seragam di dalam massa adukan. Pengadukan yang terlalu lam dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginate dan mengurangi kekuatannya.
· Cara pengadukan yang benar ialah membentuk angka 8 dan semua bahan tercampur rata (homogen).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum,maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa manipulasi alginate sangat dipengaruhi oleh suhu air yang digunakan. Semakin dingin air yang digunakan maka semakin lambat waktu pengerasan (setting time) begitu pula sebaliknya. Tidak hanya pengaruh suhu ruangan, komposisi air dan bubuk alginat, serta suhu air saja yang menjadi faktor yang mempengaruhi waktu setting,cara pengadukan dan jumlah adukan dalam 1 menit juga sangat mempengaruhi setting time. Semakin banyak adukan dalam 1 menitnya maka akan makin cepat proses setting. Pencampuran tersebut juga mempengaruhi kualitas pada penggunaan alginat pada proses pencetakan.
B. Saran
Sebaiknya waktu praktikum di perpanjang agar setiap mahasiswa dapat melakukan percobaan masing-masing sehingga memiliki kemampuan yang merata dalam memanipulasi bahan alginate ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J.2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC
Rachmadi, Priyawan drg. 2011. Buku Petunjuk Praktikum Blok 4 Bahan Kedokteran Gigi. Banjarbaru:PSKG FK Unlam Banjarbaru.
Rianti, D drg. Pengaruh Variasi Suhu Air Saat Pencampuran Bahan Cetak Alginat Terhadap Waktu Pengerasan Dan Ketepatan Model Kerja Yang Dihasilkan. Majalah Kedokteran Gigi (Dent J), Vol 31, 1998 ; 115-118.
Van Noort, R dan Elsevier, M. 2007.Introduction to Dental Material 3td ed.
McCabe, JF dan Walls, Angus WG. 2008. Applied Dental Materials 9th ed.Victoria : Blackwell.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar